Jumat, 09 Desember 2011

virologi


Cara pemeriksaan :
Ambil telur dalam keadaan terbaring. Buka selotip pada lubang ruang udara, lalu siapkan gunting yang steril. Salah satu ujung gunting tersebut dimasukkan ke dalam lubang udar, lalu gunting sekelilingnya dan semua isi telur yang akan jatuh dan CAM aka tertinggal pada kulit telur yang terpegang. Balikkan CAM yang tertinggal, lalu ambil dengan pinset yang steril, letakkan dalam cawan petri , lalu amati. Jika virusnya positif ( + ), maka akan terlihat pocks atau plaques.
Sifat pocks atau plaques dari beberapa virus :
  1. Sifat pocks virus Variola
Bentuk bundar, diameter 1 mm, berwarna putih keruh, menonjol pada permukaan CAM.
  1. Sifat pocks virus Vacinia
Berwarna putih jernih, berukuran besar, tidak begitu menonjol pada permukaan CAM.
  1. Sifat pocks virus Cowpox
Ukurannya sama denga pocks virus Vaccinia, warnanya putih yang di tengahnya terdapat warna merah, karena adanya perdarahan.
  1. Sifat virus Fowlpox
Ukurannya jauh lebih besar dari pocks virus Vaccinia, warnanya sama dengan pocks visus vaccinia tapi lebih menonjol pada permukaan CAM.
  1. Sifat plaques virus Herves Simplex
Warnanya sama dengan pocks Vaccinia, tapi sama sekali tidak menonjol pada permukaan CAM, dan ukuranya lebih kecil dari pocks Variola.


2. Cara penyuntikan intra allantois
      Pada umumnya digunakan telur berembrio berumur 10-11 hari. Telur diperiksa di kamar gelap. Ruang udara diberi tanda dengan pensil. Lihatlah pembuluh darah pada tempat disekitar 2 mm dibawah ruang  udara, berilah tanda pada tempat yang tidak ada pembuluh darahnya. Kemudian dibor dengan alat bor steril. Pada tempat yang telah diberi tanda tadi., yaitu 1-2 mm di bawah ruang udara, bor sampai menembus selaput kulit telur yang ada di bawahnya.
      Bahan yang akan diperiksa diisap dengan spuit steril, lalu suntikkan sebanyak 0.1-0,2 mL pada lubang tadi sedalam ± 0..5 cm, lalu lubang ditutup dengan selotip beri nomor dan tanggal, lalu eramkan pada suhu 35˚C selama 2 sampai 3 X 24 jam dalam keadaan berdiri.
Cara membongkar telur
      Seluruh daerah ruang udara dibersihkan dengan kapas beralkohol. Ambil gunting yang steril, lalu buat lubang dengan ujung gunting pada bagian tengah ruang udara dengan diameter kuang lebih 2 cm. Bila ada kulit telur yang terjatuh, ambil dengan pinset steril sampai bersih. Kemudian dengan pipet pasteur yang steril tusuk selaput kulit telur melelui lubang tadi, lali isap cairan allantoisnya, kumpulkan pada tabung sampai semua cairan allantois tadi habis.
      Virus yang biasa disuntikkan dengan cara ini adalah : Virus influenza, virus Herves Simplex, dan virus Mumps.
3. Cara penyuntikkan intra amnion.
      Biasanya dipakai telur berembrio berumur 10-11 hari. Telur diperiksa di kamar gelap, beri tanda pada ruang udara,.Seluruh daerah atas ruang udara dibersihkan dengan kapas alkohol. Telur di tempatkan berdiri, dengan gunting yang steril dibuat lubang dengan diameter 1-1,5 cm. Potongan kulit telur dibersihkan dengan pinset steril. Amil minyak mineral yang telah steril dengan pipet steril, lalu teteskan 1-2 tetes minyak tadi tepat diatas selaput kulit telur. Goyangkan sampai rata. Minyak mineral akan membuat selaput kulit telur menjadi transparan sehingga semua isi telur dapat terlihat.Ambillah telur yang akan disuntikkan dengan spuit steril, lalu balikkan dan ditarik ke bawah agar ada udara masuk, lalu suntikkan jarum ke dalam telur ke arah mata embrio atau di bawah sayap embrio ( ruang amnion ). Yang pertama disuntikkan adalah udaranya saja, maka akan tampak gelembung udara bergerak bila telur udara digoyangkan, sputi jangan dicabut. Bila gelembung udara hilang maka penyuntikan salah.Jika ini terjadi maka  spuit dicabut kembali lalu dibalikkan dan isap udara lalu disuntikan kembali seperti semula, jika gelembung udara tetap bergerak dan tidak hilang berarti penyuntikan tepat.Jarum jangan dicabut, tapi suntikan virusnya 0,1-0,2 ml. Setelah itu jarung dicabut, lalu tutup lubang dengan selotip.  Beri nama, nomor dan tanggal, lalu eramkan pada suhu 37˚C selama 2 x 24 jam.dalam keadaan berdiri.

Cara membongkar telur
      Buka selotip dengan pinset yang tajam dan steril. Selaput kulit telur dirobek dengan pipet pasteur. Mula-mula tusuk menembus  kearah allantois, isap cairannya dan masukkan ke dalam tabung. Ini dilakukan dengan keadaan telur berdiri, lalu telur dibaringkan. Ambil pipet baru, kemudian keluarkan embrio yang dikelilingi kantong yang jernih melalui lubang yang ditusuk sampai menonjol ke luar. Jaga jangan sampai keluar semuanya. Dengan pipet tadi tusuk cairan amnionnya sampai  habis.
Contoh virus yang ditanam secara intra amnion :
§  Virus influenza
§  Virus Herves Simpex
§  Virus Mumps
   4. Cara penyuntikan  intra yolk sac
            Untuk cara ini pilih umur telur dimana yolk sacnya masih besar, jadi embrionya masih muda,yaitu sekitar 5-6 hari. Karena embrionya masih kecil, letaknya pun masih belum menentu.
            Periksa telur di kamar gelap, ruang udara diberi tanda. Telur dibersihkan dengan kapas beralkohol. Buat lubang dibagian tengan ruang udara. Suntik dengan jarum no 23( panjangnya sekitar 4,5 cm ) sebanyak 0.5-1.0 ml virus. Setelah penyuntikan lubang ditutup denagn selotip, eramkan 35 C selama 3- 8 hari tergantung dari jenis virus yang ditanam. Beri nama,tanggal serta nomor.

Cara membongkar telur
  Gunting dengan gunting steril lubang udara dengan garis tengah 1 cm. Selaput kulit luar dirobek dengan pinset yang steril. Cairan amnion diisap . Kuning telur diisap dengan pipet lslu disimpan untuk diperiksa.
            Virus yang ditanam dengan cara ini adalah : Virus Javanese B Encephlitis, Rickettsia, Trachoma, Lymphogranulomavnereum.
C.     Biakan jaringan ( Tissue culture)
Tersedianya sel-sel yang dapat dibiak in vitro telah membantu identifikasi dan pembiakan virus yang baru diisolasi dan yang telah dikenal.
Ada tiga tipe dasar biakn jaringan , yaitu :
§  Biakan jaringan primer, dibut dengan menyebarkan sel dari jaringan tuan rumah. Umumnya sel-sel ini tidak sanggup tumbuh lebih dari beberapa kali pemindah biakan, sebagai biakan sekunder.
§  Strain sel diploid adalah biakan sekunder yang telah mengalami perubahan yang memungkinkan sel-sel tersebut dibiak terbatas, tetapintetap memiliki pola kromosom normal.
§  Garis sel berkesinambungan, adalah biakan sel yang sangguo untuk tumbuh lebih lama dan berasal dari strain sel atau jaringan ganas. Biakan sel demikian selalu memiliki jumlah kromosom yang sudah berubah dan tidak teratur.
            Biakan jaringan ini bisa berasal manusia atau hewan. Jaringan normal manusia yang dibuat biakan jaringan adalah otot,sel, amnion dan lain-lain. Sedangkan jaringan yang adnormal adalah dari tumor-tumor yang ganas dan tumor-tumor yang tidak ganas.

1.      Cara pembuatan biakan jaringan
Ada dua cara pembuatan biakan jaringan yaitu cara A dan cara B.
Cara A
Misalnya kita akan membuat biakan jaringan ginjal kera.
           Kera dibunuh dengan alat-alat steril, lalu ginjalnya dikeluarkan.Simpai yang meliputi ginjal dibuang. Bagian dalam ginjal berisi lemak, dibuang. Yang diperlukan adalah bagian luar dari ginjal yang disebut cortex. Bagian cortex tersebut dipotong kecil-kecil dengan gunting steril, lalu masukkan ke dalam cawan petri, cuci dengan larutan Haksyang steril supaya bersi dari darah. Masukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi larutan tripsin 0.25-0.35%. Tripsin tersebut harus bersuhu 37 C dimana pada suhu tersebut tripsi mrmpunyai daya penghancuran jaringan antar sel dan daya penguraian sel-selnya yang maksimal. Bila suhu lebih tinggi sel-sel akan rusak.
           Jaringan diolah dengan larutan tripsin dengan alat yang dapat diputar. Caiaran jaringan sel akan menetes ke luar. Masukkan ke dalam erlenmeyer yang telah disediakan dalam suatu tempat yang berisi esbatu.
           Selanjutnya suspensi tripsi dan jaringan diputar dengan sentrifuge dengan kecepatan 5000-10000 rpm. Cairannya dibuang,endapannya dicuci dengan larutan Hanks paling sedikit 3 kali pencucian.
Setelah pencucian selesai endapan sel ditempatkan pada medium yang diperlukan. Setelah dicampur,lalu dibagi-bagikan dalam tabung-tabung., simpan pada suhu 37 C dalam keadaan miring.
           Setelah satu minggu, lihat dibawah mikroskop daerah yang miring tadi. Maka akan terlihat lapisan sel yang merata yang disebut monolayer, sel berbentuk seperti kumparan dengan  dengan masing-masing intinya.
Cara B
           Kera disuntik dengan obat tidur ( obat bius), lalu diikat, dinding perut kera disayat, lalu cari ginjalnya. Cairan triosin sitrat dimasukkan ke dalam pembuluh darah serta langsung memasuki ginjal, kemudian menghancurkan jaringan-jaringan antar sel di dalam ginjal tersebut. Cairan ini akan ke luar dari ginjal melalui vena cava. Setelah cairan tripsin sitrat habis kedua ginjal kera tersebut diambil. Ginjal lalu diolah seperti cara A.
Biakan jaringan yang berasal ari manusia maupun hewan terdiri dari :
a.       Primary Cell Culture
b.      Stable Cell Line
1.      Primary Cell Culture
Adalah sel-sel yang dibuat langsung dengan cara pembuatan biakan jaringan tersebut ( cara A atau cara B ).
Misalnya :
§  Biakan jaringan ginjal kera
§  Biakan jaringan ginjal kelinci
2.      Stable Cell Line
            Stable Cell  Line diperoleh dengan passage primary cell ( sel primer ), sehingga sifat sel tetap tidak berubah.
Contohnya :
§  Sel He La
§  Sel FL, berasal dari jaringan amnion manusia
§  Sel BHK, berasal dari hamster yang berumur 2 minggu, lalu dipassage beratus-ratus kali.
§  Sel KB, berasal dari jaringan kanker hidung.
2.      Tanda-tanda bahwa virus ada atau tumbuh dalam biakan jaringan adalah sebagai berikut :
a.       Adanya Cpe, yaitu mula-mula sel berbentuk kumparan, kemudian berubah menjadi bentuk bulat berkelompok, inti berubah menjadi besar dan struktur inti menjadi kasar dan bila dilihat dibawah mikroskop sebagian inti terlihat lebih gelap.
b.      Adanya penghambatan dalam metabolisme sel biabak jaringan atau kegagalan pembentukan asam dalam biakan jaringan.
c.       Pembentukan antigen dalam biakan jaringan,misalnya antigen hemaglutinin, atau antigen ikatan komplemen, dapat dibentuk tergantung dari jenis virusnya.
d.      Terjadi hemadsorpsi  di dalam biakan jaringan yang bisa terjadi tanpa adanya cpe atau bisa terjadi mendahului cpe dalam biakan jaringan.
                  Yang dimaksud dengan hemadsorpsi adalah penyerapan atau pengikatan dari pada sel-sel darah merah dalam konsentrasi tertentu oleh sel-sel biakan jaringan yang mengandung virus,sehingga tampak eritrosit mengelilingi sel-sel yang berisi virus seperti untaian kalung mutiara.
                              Abovirus tidak dapat  membentuk cpe dalam biakan jaringan ginjal kera,tapi dapat menunjukan hemadsorpsi. Biakan jaringan ginjal kera Rhesus ditanami virus arbovirus, lalu dieramkan pada suhu 37 C selama 1 minggu. Hasilnya cpe negatif ( - ) lalu ditambahkan suspensi eritrosit angsa 0.5%, goyangkan supaya eritrosit merata dalam biakan jaringan, eramkan pada suhu 37 C selama 24 jam lalu lihat di bawah mikroskop. Maka akan terlihat eritrosit seperti untaian kalung mutiara mengelilingi sel yang mengandung virus.Hemadsorpsi (+), hal ini menunjukkan virus tersebut tumbuh dalam sel.
e.       Adanya interferensi, yaitu daya pencegahan virus kedua kedalam biakan jaringan karena biakan jaringan sudah mengandung virus, walaupun virus yang kedua adalah sejenis dengan virus yang pertama.
Ada dua kemungkinan terjadinya interferensi yaitu :
1.      Virus yang pertama masuk,lalu merangsang sel untuk membentuk interferon yang dapat mencegah pemasukan virus kedua, walaupun virus yang kedua adalah sejenis dengan virus yang pertama.
2.      Virus pertama merubah metabolisme dan merubah permukaan sel sehingga virus kedua tidak bisa masuk.

            Interferon
                        Interferon adalah suatu virus inhibitor yang dibentuk oleh sel hewan atau sel biakan jaringan bila dimasuki oleh virus.
Interferon merupakan suatu protein ynag bersifat asam, pH antara 2-3, dibentuk setelah 12-48 jam virus maksimal di dalam sel.
Jumlah interferon yang dibentuk oleh sel berbeda-beda tergantung dari jenis virus itu sendiri.
Virus yang pertumbuhannya cepat , sel yang dihinggapinyaakan membentuk interferon dalam jumlah kecil, sedangkan virus yang sifat pertumbuhannya lambat maka sel yang dihinggapinya akan menghasilkan interferon dalam jumlah besar.  Bila virus yang pertumbuhannya cepat dipanaskan atau disinari dengan sinar UV, maka virus tadi akan merangsang sel yang dihinggapinya sehingga mempunyai daya pembentukan interferon dalam jumlah besar.
3.      Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan virus dalam biakan jaringan
a.       Suhu
Biakan jaringan biasa hidup pada suhu 40-41 C ,tapi bila biakan jaringan sudah ditanami virus ,maka virus hanya bisa hidup pada suhu 36-37 C. Dan bila suhu lebih kecil dari 36-37 C ,pertumbuhan virus sangat lambat atau tidak tumbuh sama sekali.
b.      pH atau keseimbangan asam basa
Virus hidup dalam biakan jaringan pada pH 7-7.4. Bila pH lebih kecil dari 6 virus akan mati. Untuk mencegah penurunan pH  pada biakan jaringan dapat dilakukan :
1.      Medium biakan jaringan diberi glukosa,sebab glukosa dapat menurunkan pH
2.      Medium biakan jaringan dapat ditambahkan NaHCO3 atau agak dibasakan.
c.       Keadaan biakan jaringan
Cara penyimpanan biakan jaringan berpengaruh terhadap pertumbuhan virus. Biakan jaringan dapat diletakkan miring atau diputar. Ada beberapa virus yang pertumbuhannya subur dalam keadaan memutar dalam alat tertentu.
d.      Jenis biakan jaringan dan suspensi/medium biakan jaringan serta jenis virus.
Misal ; Se He La + dengue ,medium Eagle+5% serum anak sapi,maka cpe negatif
Sel LLC – MK2+Dengue,medium Eagle +3% serum sapi, maka cpe positif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar