Jumat, 09 Desember 2011

transfusi


REAKSI SILANG
 (CROSS MATCH )


            REAKSI SILANG (CROSS MATCH) adalah reaksi silang in vitro antara darah pasien yang akan ditransfusi darah dengan darah donor yang akan ditransfusikan. Reaksi ini dimaksudkan untuk mencari tahu apakah darah donor yang akan ditransfusikan itu nantinya akan dilawan oleh serum pasien didalam tubuhnya atau apakah plasma donor yang turut ditransfusikan akan melawan sel pasien didalam tubuhnya hingga akan memperberat anemia, disamping kemungkinan adanya reaksi hemolitik transfusi yang bisa membahayakan pasien.

TUJUAN CROSS MATCH
            CROSS MATCH bertujuan untuk:
­  Mencegah reaksi hemolitik tranfusi bila darah donor ditransfusikan.
­  supaya darah yang ditransfusikan itu benar–benar ada manfaatnya bagi kesembuhan pasien.
            Darah donor dan pasien yang di crossmatch ini, kecuali golongan darah ABO dan Rhesus yang kita ketahui (diperiksa lebih dahulu), kita tidak mengetahui antigen lainya yang ada didalam sel donor dan pasien, dan kita tidak mengetahuipula adanya antibody lain (irregular) yang complet maupun incomplete di dalam serum pasien atau plasma donor.
            Dalam Cross Match ini, sesuai dengan maksudnya kita berusaha mencari semua kemungkinan adanya semua jenis antibody complete maupun incomplete terutama yang mempunyai arti klinis yang bisa menyebabkan Cross Match invitro tidak cocok atau incompatible. Maka Cross Match harus kita jalankan dalam medium dan temperatur yang berbeda, yang dalam praktiknya dikenal dengan fase 1, fase 2, dan fase 3.

PRINSIP CROSS MATCH
Pada prinsipnya Cross Match dibagi menjadi dua prosedur :
  1. Mayor Cross Match
Merupakan bagian yang utama ( terpenting ) dalam Cross Match, yaitu mereaksikan serum pasien dengan sel donor. Maksudnya apakah sel donor itu akan dihancurkan oleh antibody dalam serum pasien.
  1. Minor Cross Match
Merupakan bagian yang kurang penting dalam Cross Match, dengan alasan antibody dalam serum atau plasma donor akan mengalami pengenceran didalam tubuh pasien. Pada minor Cross Match kita mereaksikan plasma donor dengan sel pasien, dengan maksud apakah sel pasien akan dihancurkan oleh plasma donor.

FASE DALAM CROSS MATCH
¨      Test fase I Cross Match yaitu fase suhu kamar
Pada fase ini antibody complete yang akan mengaglutinasikan sel dalam saline medium atau bovine albumin yang kebanyakan kelas Ig M bisa terdeteksi misalnya :
­  Tidak cocok golongan ABO
­  Adanya allo antibody : M, N, Lea, I, IH, E.
­  Adanya auto cold antibody
¨      Tes fase II Cross Match yaitu fase inkubasi 37o C
Pada fese ini bila mediumnya bovine albumin, beberapa antibody dalam sistem Rhesus bisa terdeteksi aglutinasi,(misalnya anti D, anti E, anti c) anti Lea dan anti Leb.
Bila mediumnya saline bisa terdeteksi aglutinasi anti E, anti Lea.
Antibody yang bersifat incomplete, dan antibodi yang belum terdeteksi aglutinasi atau hemolisisnya pada fase II ini bisa bereaksi coated (sensitized) : anti D, E, c, K, Fya,Fyb, Jka, S, Lea, Leb. jadi penting sekali peranan fase inkubasi 37 oC ini, dimana setidak-tidaknya memberi kesempatan kepada antibody untuk mengcoatedkan sel.
¨      Tes fase III Cross Match yaitu fase anti globulin
Pada fase ini setalah melaluo fase II, akan terdeteksi aglutinasi incompelete antibodi yang tadi di fase II sudah mengcoated sel.
Untuk sempurnanya pekerjan kita didalam Cross Match yang akan menyokong hasil-hasil pada tingkatan fase, maka harus diperhatikan benar-benar :
  1. saline harus yang bersih, jernih, dan tidak terkontaminasi dengan serum.
  2. inkubator harus disetel suhunya dengan benar-benar 37oC ( ± 0,5 o C ).
  3. Waktunya inkubasi : lamanya waktu harus diperhatikan dan ditaati, minimal 15 menit. Jika waktunya dikurangi maka antibody incomplet tidak akan coated
  4. dengan sempurna  dan pada pencucian dia akan lepas dan terbuang, sehingaga tidak terdeteksi.
  5. Cara pencucian sel untuk menghilangkan sisa globulin yang bebas harus sempurna: Sisa globulin yang tertinggal akan dapat menetralkan Anti globulin serum (coombs serum ), (sisa protein serum yang sudah di encerkan 1/4000 dapat menetralkan antibodi serum ).
  6. Hasil pekerjaan fase III yang nagatif, harus harus dilakukan kontrol dengan coombs control cells. Tujuan pengontrolan yang negatife ini karena kemungklinan kesalahan yang disebabkan :
­  Coombs serum sudah tidak aktif ( coombs serum rusak karena tercemar protein )
­  Mungkin pencucian sel tiadak baik, sehingga sisa globulin yang masih ada menetralkan coombs serum
­  Kemungkinan kita lupa meneteskan coombs serum

PERSIAPAN CROSS MATCH
            Persiapan sebelum mengerjakan crossmatch adalah sebegai berikut :
a.           Pisahkan sel darah dan serum baik darah donor dan resipien.
b.          Buat suspensi sel darah donor atau resipien 4 %
c.           Siapkan larutan Bouvine Albumin 20%
d.          Siapkan Coomb Serum
e.           Siapkan alat-alat: 
­  Tabung kecil diameter 10 x 75
­  Sentrifus
­  Incubator suhu 370 C

TEHNIK CROSS MATCH
Melihat bagaimana pentingnya permintaan darah bagi seorang  pasien, maka Cross Match dibagi menjadi 3 kategori :
  1. Cross Match rutin
  2. Cross Match emergency
  3. Cross Match persiapan operasi
Untuk melaksanakan masing-masing Cross Match tersebut, langkah pertama adalah:
­  memeriksa golongan darah ABO dari pasien dan darah donor yang akan di transfusikan
­  memeriksa faktor rhesus dari pasien dan darah donor yang akan di transfusikan
­  mempersiapkan suspensi sel pasien maupun donornya
­  kemudian kita melaksanakan Cross Match sesuai dengan tuntunannya
f.       TEKNIK CROSS MATCH RUTIN
                               I.      Text Box: isikan :
2 tetes serum DN
1 tetes sel OS 5%
2 tetes bovin albumin 22%
siapkan 2 buah tabung
Text Box: isikan: 
2 tetes serum OS
1 tetes sel donor 5 %,
2 tetes bovin albumin 22%
                                   
tabung 1                                              tabung 2
      MAYOR                                             MINOR
                            II.      kedua tabung kocok-kocok, lalu putar 1000 ppm, 1 menit (3000 rpm/15 detik).
Baca reaksinya terhadap : hemolisis / dan aglutinasi.
Hasil : bila hemolisis dan atau aglutinasi (+) = tidak cocok
Bila hemolisis dan atau aglutinasi (-), pemeriksaan diteruskan ke fase II
                         III.      kedua tabung di inkubasi dalam inkubator 37oC selama 15 menit. Kemudian kedua tabung di putar 1000 rpm/ 1 menit.
Baca reaksi terhadap : hemolisis / dan aglutinasi
Hasil : bila hemolisis dan atau aglutinasi (+) = tidak cocok
Bila hemolisis dan atau aglutinasi (-), pemeriksaan diteruskan (sedimen dicuci dahulu) ke fase III.
                         IV.      Cuci selnya 3-4 kali dengan saline. Dengan cara yang baik pencucian 3 kali  sudah cukup membuang sisa-sisa globilin yang bebas. (bila perlu supernatan saline dites dengan asam sulfosalisilat 20%).
                            V.      tambahkan pada masing-masing sedimen sel 2 tetes Coombs serum, kocok-kocok dan putar 1000 rpm/menit atau 3300 rpm/15 detik. Baca reaksinya mikroskopis dan makroskopis.
Hasil : aglutinasi (+) = tidak cocok (incompatible)
            Aglutinasi (-) = cocok (compatible)
g.      TEKNIK CROSS MATCH EMERGENCY (UNTUK KEADAAN DARURAT)
             I.      Siapkan 4 buah tabung :
isikan :
            MAYOR







Text Box: 2 tetes serum Os 
1 tetes sel Dn 5%
Text Box: 2 tetes serum Os
1 tetes sel Dn 5 %,
2 tetes bovin albumin 22%




            MINOR








Text Box: 2 tetes serum Dn
1 tetes sel Os 5%
2 tetes bovin albumin 22%
Text Box: 2 tetes serum Dn
1 tetes sel Os 5%



          II.      keempat tabung di kocok-kocok, kemudian :
tabung 2 dan 4 di putar 1000 rpm/menit
tabung 1 dan 3 inkubasi 37 C selama 15 menit.
       III.      baca tabung 2 dan 4 terhadap:
hemolise dan aglutinasi secara makroskopis dan mikroskopis.
Hasil :
a. bila terlihat adanya hemolisis dan atau aglutinasi = darah donor                     tidak cocok (incompatible)
b. bila tidak ada hemolisis dan atau aglutinasi = darah donor cocok (incompatible)
darah donor boleh dikirim ke RS
       IV.      tabung 1 dan 3 setelah 15 menit di inkubasi :
­   putar 1000 rpm/menit baca reaksinya.
Bila hasilnya (-) cuci selnya 3-4 kali dengan saline
­  kepada sedimen sel pada masing-masing tabung di tambahkan 2 tetes Coombs serum kocok-kocok.
­  Putar 1000 rpm/menit baca reaksinya secara makroskopis dan mikroskopis.
Jika hasil Coombs test (+) segera hubungi RS memberitahukan darah yang tadi jangan dipakai
Penjelasan : jadi dalam Cross Match emergency, darah sudah boleh dikirimkan ke RS kalau dalam fase 1 (medium saline) negatif terhadap hemolisa maupun aglutinasi. Penyelesaian sampai fase 3 dari tabung 1 dan 3 harus dilanjutkan.

c.           TEKNIK CROSS MATCH PERSIAPAN OPERASI :
             I.      siapkan 2 buah tabung :
Text Box: isikan: 
2 tetes serum Os
1 tetes sel DN 5 % dalam saline

Text Box: isikan :
2 tetes serum DN
1 tetes sel Os 5% dalam saline



          II.      kedua tabung di kocok-kocok, biarkan di suhu kamar selama 60 menit.
Baca reaksinya terhadap hemolisa dan aglutinasi.
Bila (-) diteruskan.
       III.      kedua tabung di inkubasi 37 C selama 60 menit.
Baca reaksinya terhadap hemolisis dan atau aglutinasi
Bila (-) diteruskan
       IV.      sedimen sel dalam masing-masing tabung dicuci 3-4 kali dengan saline, kemudian kepada sedimen sel dalam masing-masing tabung ditambah 2 tetes Coombs serum.
Putar 1000 rpm / menit, atau 3300 rpm selama 15 detik
          V.      baca reaksinya makroskopis dan mikroskopis.
Hasil : aglutinasi (+) = tidak cocok (incompatible)
Aglutinasi (-) = cocok (compatible)
            Pada teknik ini kita lakukan bila permintaan darah diajukan 2-3 hari sebelum operasi dijalankan.

PERMASALAHAN TEKNIK CROSS MATCH.
            Selesai anda melakukan test cross match dengan menjalankan ketiga Fase tersebut (fase I, fase II, fase III) sebaiknya sudah dapat anda simpulkan dan anda dapat mengirimkan darah donor tersebut untuk pasiennya bila compatible, dengan syarat : “semua langkah-langkah teknik tersebut sudah anda lakukan dengan baik”, yaitu :
1.      Golongan darah ABO baik pasien maupun donor sudah benar.
2.      Kecepatan putaran centrifuge dan lamanya putaran terkontrol dengan baik.
3.      Temperatur inkubator dan lamanya inkubasi terkontrol dengan baik.
4.      Cara mencuci sel dengan baik, sehingga sedimen sel yang dicuci bebas dari sisa-sisa globulin bebas (serum).
5.      Saline pencuci bersumber dari saline yang bersih tidak tercemar dengan protein serum.
6.      Coombs serum yang anda pergunakan baik (masih aktif).
Selanjutnya untuk menguji kebenaran tersebut diatas (point 4,5,6) harus dilakukan suatu kontrol (pengujian) sebagai berikut :
­  Semua hasil Coombs test yang (-), ke dalam tabungnya kita teteskan Coombs Control Cell (5 %) 1 tetes; kemudian diputar kembali 1000 rpm / menit atau 3300 rpm/ 15 menit. Baca !
­  Sekarang bila terjadi hasilnya (+) maka berarti pekerjaan anda dalam CrOSsmatch tadi (Coombs Test) benar.
­  Bila (-) hasilnya, maka anda harus mengulangi lagi pekerjaan anda dari semula. (cari sumber kesalahan!)
                                         

           







2 komentar: