REAKSI SILANG
(CROSS MATCH )
REAKSI SILANG (CROSS MATCH) adalah
reaksi silang in vitro antara darah pasien yang akan ditransfusi darah dengan
darah donor yang akan ditransfusikan. Reaksi ini dimaksudkan untuk mencari tahu
apakah darah donor yang akan ditransfusikan itu nantinya akan dilawan oleh
serum pasien didalam tubuhnya atau apakah plasma donor yang turut
ditransfusikan akan melawan sel pasien didalam tubuhnya hingga akan memperberat
anemia, disamping kemungkinan adanya reaksi hemolitik transfusi yang bisa
membahayakan pasien.
TUJUAN CROSS MATCH
CROSS MATCH bertujuan untuk:
Mencegah reaksi hemolitik tranfusi bila darah
donor ditransfusikan.
supaya darah yang ditransfusikan itu benar–benar
ada manfaatnya bagi kesembuhan pasien.
Darah donor dan pasien yang di
crossmatch ini, kecuali golongan darah ABO dan Rhesus yang kita ketahui
(diperiksa lebih dahulu), kita tidak mengetahui antigen lainya yang ada didalam
sel donor dan pasien, dan kita tidak mengetahuipula adanya antibody lain
(irregular) yang complet maupun incomplete di dalam serum pasien atau plasma
donor.
Dalam Cross Match ini, sesuai dengan
maksudnya kita berusaha mencari semua kemungkinan adanya semua jenis antibody
complete maupun incomplete terutama yang mempunyai arti klinis yang bisa
menyebabkan Cross Match invitro tidak cocok atau incompatible. Maka Cross Match
harus kita jalankan dalam medium dan temperatur yang berbeda, yang dalam
praktiknya dikenal dengan fase 1, fase 2, dan fase 3.
PRINSIP CROSS MATCH
Pada prinsipnya Cross Match dibagi menjadi dua prosedur :
- Mayor Cross Match
Merupakan bagian yang utama ( terpenting ) dalam Cross Match, yaitu
mereaksikan serum pasien dengan sel donor. Maksudnya apakah sel donor itu akan
dihancurkan oleh antibody dalam serum pasien.
- Minor Cross Match
Merupakan bagian yang kurang penting dalam Cross Match, dengan alasan
antibody dalam serum atau plasma donor akan mengalami pengenceran didalam tubuh
pasien. Pada minor Cross Match kita mereaksikan plasma donor dengan sel pasien,
dengan maksud apakah sel pasien akan dihancurkan oleh plasma donor.
FASE DALAM CROSS MATCH
¨
Test fase I Cross Match yaitu fase suhu kamar
Pada fase ini antibody complete yang akan mengaglutinasikan sel dalam
saline medium atau bovine albumin yang kebanyakan kelas Ig M bisa terdeteksi
misalnya :
Tidak cocok golongan ABO
Adanya allo antibody : M, N, Lea, I,
IH, E.
Adanya auto cold antibody
¨
Tes fase II Cross Match yaitu fase inkubasi 37o
C
Pada fese ini bila mediumnya bovine albumin, beberapa antibody dalam
sistem Rhesus bisa terdeteksi aglutinasi,(misalnya anti D, anti E, anti c) anti
Lea dan anti Leb.
Bila mediumnya saline bisa terdeteksi aglutinasi anti E, anti Lea.
Antibody yang bersifat incomplete, dan antibodi yang belum terdeteksi
aglutinasi atau hemolisisnya pada fase II ini bisa bereaksi coated (sensitized)
: anti D, E, c, K, Fya,Fyb, Jka, S, Lea, Leb. jadi penting sekali
peranan fase inkubasi 37 oC ini, dimana setidak-tidaknya memberi
kesempatan kepada antibody untuk mengcoatedkan sel.
¨
Tes fase III Cross Match yaitu fase anti
globulin
Pada fase ini setalah melaluo fase II, akan terdeteksi aglutinasi
incompelete antibodi yang tadi di fase II sudah mengcoated sel.
Untuk sempurnanya pekerjan kita didalam Cross Match yang akan menyokong
hasil-hasil pada tingkatan fase, maka harus diperhatikan benar-benar :
- saline harus yang bersih, jernih, dan tidak terkontaminasi dengan serum.
- inkubator harus disetel suhunya dengan benar-benar 37oC ( ± 0,5 o C ).
- Waktunya inkubasi : lamanya waktu harus diperhatikan dan ditaati, minimal 15 menit. Jika waktunya dikurangi maka antibody incomplet tidak akan coated
- dengan sempurna dan pada pencucian dia akan lepas dan terbuang, sehingaga tidak terdeteksi.
- Cara pencucian sel untuk menghilangkan sisa globulin yang bebas harus sempurna: Sisa globulin yang tertinggal akan dapat menetralkan Anti globulin serum (coombs serum ), (sisa protein serum yang sudah di encerkan 1/4000 dapat menetralkan antibodi serum ).
- Hasil pekerjaan fase III yang nagatif, harus harus dilakukan kontrol dengan coombs control cells. Tujuan pengontrolan yang negatife ini karena kemungklinan kesalahan yang disebabkan :
Coombs serum sudah tidak aktif ( coombs serum
rusak karena tercemar protein )
Mungkin pencucian sel tiadak baik, sehingga sisa
globulin yang masih ada menetralkan coombs serum
Kemungkinan kita lupa meneteskan coombs serum
PERSIAPAN CROSS MATCH
Persiapan sebelum mengerjakan
crossmatch adalah sebegai berikut :
a.
Pisahkan sel darah dan serum baik darah donor dan
resipien.
b.
Buat suspensi sel darah donor atau resipien 4 %
c.
Siapkan larutan Bouvine Albumin 20%
d.
Siapkan Coomb Serum
e.
Siapkan alat-alat:
Tabung kecil diameter 10 x 75
Sentrifus
Incubator suhu 370 C
TEHNIK CROSS MATCH
Melihat bagaimana pentingnya permintaan darah bagi seorang pasien, maka Cross Match dibagi menjadi 3
kategori :
- Cross Match rutin
- Cross Match emergency
- Cross Match persiapan operasi
Untuk melaksanakan masing-masing Cross Match tersebut, langkah pertama
adalah:
memeriksa golongan darah ABO dari pasien dan
darah donor yang akan di transfusikan
memeriksa faktor rhesus dari pasien dan darah
donor yang akan di transfusikan
mempersiapkan suspensi sel pasien maupun
donornya
kemudian kita melaksanakan Cross Match sesuai
dengan tuntunannya
f.
TEKNIK CROSS MATCH RUTIN
I.
siapkan 2 buah tabung




tabung 1 tabung
2
MAYOR MINOR
II.
kedua tabung kocok-kocok, lalu putar 1000 ppm, 1 menit
(3000 rpm/15 detik).
Baca reaksinya terhadap : hemolisis / dan aglutinasi.
Hasil : bila hemolisis dan atau aglutinasi (+) = tidak cocok
Bila hemolisis dan atau aglutinasi (-), pemeriksaan diteruskan ke fase II
III.
kedua tabung di inkubasi dalam inkubator 37oC
selama 15 menit. Kemudian kedua tabung di putar 1000 rpm/ 1 menit.
Baca reaksi terhadap : hemolisis / dan aglutinasi
Hasil : bila hemolisis dan atau aglutinasi (+) = tidak cocok
Bila hemolisis dan atau aglutinasi (-), pemeriksaan diteruskan (sedimen
dicuci dahulu) ke fase III.
IV.
Cuci selnya 3-4 kali dengan saline. Dengan cara yang
baik pencucian 3 kali sudah cukup
membuang sisa-sisa globilin yang bebas. (bila perlu supernatan saline dites
dengan asam sulfosalisilat 20%).
V.
tambahkan pada masing-masing sedimen sel 2 tetes Coombs
serum, kocok-kocok dan putar 1000 rpm/menit atau 3300 rpm/15 detik. Baca
reaksinya mikroskopis dan makroskopis.
Hasil : aglutinasi (+) = tidak cocok (incompatible)
Aglutinasi (-) = cocok
(compatible)
g.
TEKNIK CROSS MATCH EMERGENCY (UNTUK KEADAAN DARURAT)
I.
Siapkan 4 buah tabung :
isikan :
MAYOR
![]() |
![]() |
||


MINOR
![]() |
|||
![]() |
|||


II.
keempat tabung di kocok-kocok, kemudian :
tabung 2 dan 4 di putar 1000 rpm/menit
tabung 1 dan 3 inkubasi 37 C selama 15 menit.
III. baca
tabung 2 dan 4 terhadap:
hemolise dan aglutinasi secara makroskopis dan mikroskopis.
Hasil :
a. bila terlihat adanya hemolisis dan atau aglutinasi
= darah donor tidak
cocok (incompatible)
b. bila tidak ada hemolisis dan atau aglutinasi =
darah donor cocok (incompatible)
darah donor boleh dikirim ke RS
IV. tabung
1 dan 3 setelah 15 menit di inkubasi :
putar
1000 rpm/menit baca reaksinya.
Bila hasilnya (-) cuci selnya 3-4 kali dengan saline
kepada sedimen sel pada masing-masing tabung di
tambahkan 2 tetes Coombs serum kocok-kocok.
Putar 1000 rpm/menit baca reaksinya secara makroskopis
dan mikroskopis.
Jika hasil Coombs test (+) segera hubungi RS memberitahukan darah yang
tadi jangan dipakai
Penjelasan : jadi dalam Cross Match emergency, darah sudah boleh
dikirimkan ke RS kalau dalam fase 1 (medium saline) negatif terhadap hemolisa
maupun aglutinasi. Penyelesaian sampai fase 3 dari tabung 1 dan 3 harus
dilanjutkan.
c.
TEKNIK CROSS MATCH PERSIAPAN OPERASI :
I.
siapkan 2 buah tabung :




II.
kedua tabung di kocok-kocok, biarkan di suhu kamar
selama 60 menit.
Baca reaksinya terhadap hemolisa dan aglutinasi.
Bila (-) diteruskan.
III.
kedua tabung di inkubasi 37 C selama 60 menit.
Baca reaksinya terhadap hemolisis dan atau aglutinasi
Bila (-) diteruskan
IV.
sedimen sel dalam masing-masing tabung dicuci 3-4 kali
dengan saline, kemudian kepada sedimen sel dalam masing-masing tabung ditambah
2 tetes Coombs serum.
Putar 1000 rpm / menit, atau 3300 rpm selama 15 detik
V.
baca reaksinya makroskopis dan mikroskopis.
Hasil : aglutinasi (+) = tidak
cocok (incompatible)
Aglutinasi (-) = cocok (compatible)
Pada teknik ini kita lakukan bila
permintaan darah diajukan 2-3 hari sebelum operasi dijalankan.
PERMASALAHAN TEKNIK CROSS MATCH.
Selesai anda melakukan test cross match
dengan menjalankan ketiga Fase tersebut (fase I, fase II, fase III) sebaiknya
sudah dapat anda simpulkan dan anda dapat mengirimkan darah donor tersebut
untuk pasiennya bila compatible, dengan syarat : “semua langkah-langkah teknik
tersebut sudah anda lakukan dengan baik”, yaitu :
1.
Golongan darah ABO baik pasien maupun donor sudah
benar.
2.
Kecepatan putaran centrifuge dan lamanya putaran
terkontrol dengan baik.
3.
Temperatur inkubator dan lamanya inkubasi terkontrol
dengan baik.
4.
Cara mencuci sel dengan baik, sehingga sedimen sel yang
dicuci bebas dari sisa-sisa globulin bebas (serum).
5.
Saline pencuci bersumber dari saline yang bersih tidak
tercemar dengan protein serum.
6.
Coombs serum yang anda pergunakan baik (masih aktif).
Selanjutnya
untuk menguji kebenaran tersebut diatas (point 4,5,6) harus dilakukan suatu
kontrol (pengujian) sebagai berikut :
Semua hasil Coombs test yang (-), ke dalam
tabungnya kita teteskan Coombs Control Cell (5 %) 1 tetes; kemudian diputar
kembali 1000 rpm / menit atau 3300 rpm/ 15 menit. Baca !
Sekarang bila terjadi hasilnya (+) maka berarti
pekerjaan anda dalam CrOSsmatch tadi (Coombs Test) benar.
Bila (-) hasilnya, maka anda harus mengulangi
lagi pekerjaan anda dari semula. (cari sumber kesalahan!)
Makasih ilmunya, Posting lg yg lain ya...
BalasHapusapa penyebab darah incomplitable???
BalasHapus