KANKER RAHIM
A. DEFINISI
Kanker rahim tergolong penyakit terbanyak diderita kaum perempuan.
Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis kanker,
termasuk kanker rahim, muncul karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal.
kanker rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).
kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 taun.
kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).
kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 taun.
kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).
B. PENYEBAB
Menurut Dr Amru Sofian SpOG, jenis pemicunya antara lain dari zat kimia.
Diantaranya adalah bahan-bahan pengawet tertentu, rokok, bedak, ataupun zat
pewarna.
Pada seminar di Bogor
beberapa waktu lalu, dikatakan bahwa selain unsur penyebab yang telah
disebutkan, radiasi sinar matahari dan zat radioaktif juga diduga dapat menjadi
faktor penyebab.
Ia menuturkan, khusus untuk kasus kanker mulut rahim (serviks), sebanyak
90 persen diakibatkan virus Human Pappiloma Virus (HPV). ''HPV yang diduga kuat
menjadi penyebab kanker mulut rahim adalah type 16, 18, 33, dan 53.''
Gejala-gejala kanker tersebut perlu diwaspadai jika ada perdarahan pasca
senggama, dan keputihan yang berbau. Selain itu, gangguan pada kanker leher
rahim pada stadium lanjut biasanya disertai nyeri pinggul, gangguan buang air
kecil, gangguan air besar, berat badan menurun, dan badan lemah akibat
perdarahan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari
Divisi Kanker Ginekologik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, ini mengakui
saat pra kanker serviks, pada umumnya memang tidak ada gejala. Gejala yang bisa
dideteksi bila ada pendarahan pascasenggama dan keputihan yang tidak khas. Bila
terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh, sebaiknya
disarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Sebab, ini merupakan
gejala yang lazim dijumpai pada penderita kanker serviks. Pemeriksaan dokter diperlukan, karena
tidak semua keputihan pertanda ada kanker. Dengan pemeriksaan itu akan
diketahui apakah keputihan abnormal itu kanker atau bukan.
Gejala lain, kata dia, terdapat perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhungan intim. Seperti juga adanya keputihan, gejala ini pun memerlukan pemeriksaan dokter, karena perdarahan bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon.
Mengapa pemeriksaan diperlukan bila ditemukan ada gejala? Itu karena kanker yang sudah mencapai stadium tiga ke atas akan terjadi pembekakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, atau di tangan. Akibatnya bisa lebih fatal, keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kematian.
Gejala lain, kata dia, terdapat perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhungan intim. Seperti juga adanya keputihan, gejala ini pun memerlukan pemeriksaan dokter, karena perdarahan bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon.
Mengapa pemeriksaan diperlukan bila ditemukan ada gejala? Itu karena kanker yang sudah mencapai stadium tiga ke atas akan terjadi pembekakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, atau di tangan. Akibatnya bisa lebih fatal, keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kematian.
C. DETEKSI DINI
Untuk deteksi
dini, perlu dilakukan pap smear pada wanita yang telah aktif secara seksual
sedikitnya setahun sekali dengan mengambil getah serviks dari vagina.
Pemeriksaan ginekologi dilakukan oleh dokter atau bidan dengan pengambil sampel
apus leher rahim oleh dokter ahli patologi anatomi. Sebaiknya pap smear dilakukan pada
hari ke 10 - 20 dari siklus haid. Namun, dalam 24 jam sebelum pemeriksaan,
jangan melakukan hubungan suami-istri.
"Pap's smear bisa mendeteksi prakanker sampai kanker sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan cepat dan tepat." Lakukan pemeriksaan secara berkala, setahun sekali. Tidak mahal. Bahkan di puskesmas pun bisa.
"Pap's smear bisa mendeteksi prakanker sampai kanker sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan cepat dan tepat." Lakukan pemeriksaan secara berkala, setahun sekali. Tidak mahal. Bahkan di puskesmas pun bisa.
D. GEJALA
Gejala Terdapat
keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh.
Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker. Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. "Karena itu, kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter, apakah itu kanker atau bukan." Gejala lain, terdapat perdar! ahan di luar siklus haid. "Terutama perdarahan setelah berhubungan intim." Untuk memastikannya harus diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, tangan, dan sebagainya. Tapi, jika masih prakanker justru tak ada gejala.
Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker. Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. "Karena itu, kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter, apakah itu kanker atau bukan." Gejala lain, terdapat perdar! ahan di luar siklus haid. "Terutama perdarahan setelah berhubungan intim." Untuk memastikannya harus diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, tangan, dan sebagainya. Tapi, jika masih prakanker justru tak ada gejala.
E. FREKUENSI DAN DISTRIBUSI
LEBIH dari 13.000 biarawati pernah diteliti sejumlah sarjana. Ternyata
tidak satu pun meninggal akibat serangan kanker leher rahim. Data lain
menyebutkan hanya 4 dari 10.000 wanita Yahudi yang terkena kanker leher rahim,
98 untuk wanita Porto Rico, 48 wanita negro dan 14 wanita kulit putih.
Gambaran ini
cenderung melukiskan adanya hubungan kebersihan kelamin dengan kanker mulut
rahim sehingga pernah disangka ada hubungan yang erat antara kanker rahim
dengan disunat. Wanita Yahudi lebih sedikit yang terkena kanker leher rahim
dibanding wanita bangsa lain, karena sebagian besar suami Yahudi disunat.
Pada suami
yang tidak disunat, dianggap mengandung getah smegma, berupa lapisan
putih yang menyelimuti kepala zakar. Getah inilah yang kemudian dituduh menjadi biang keladinya.
Namun beberapa laporan sarjana lain,
mengatakan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kanker leher rahim dengan
getah smegma. Karena
walaupun tidak disunat, tapi kebersihan kelamin masih mungkin terpelihara.
Yang lebih menarik lagi ketika beberapa
sarjana tertarik melihat adanya hubungan erat antara kanker rahim dengan kawin
muda. Ternyata wanita yang kawin muda lebih sering terkena kanker leher rahim.
Dikatakan, wanita berusia 15 - 20 tahun merupakan sasaran empuk bagi kanker
leher rahim. Usia sekira itu dianggap usia yang rentan bagi wanita. Kanker baru
akan menampakkan diri setelah kurang lebih 30 tahun kemudian, datang secara
diam-diam.
Hal lain yang sama menariknya,
wanita-wanita yang sering berganti-ganti pasangan, lebih banyak terkena kanker
yang menakutkan ini. Mereka yang kerap melakukan hubungan seksual, lebih besar
kemungkinan terkena kanker jenis ini.
Keadaan sosio-ekonomi yang lemah, lebih
seringnya terjangkit penyakit infeksi pada kemaluan wanita yang bertubi-tubi,
juga dianggap menjadi faktor penyebab terkena kanker leher rahim.
F. PENCEGAHAN
1. JAUHI ROKOK
Ini
peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit
pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin
dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim)
2. PENCUCIAN VAGINA
Sering,
kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan
antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau
kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina
bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci
vagina antiseptik maupun deodoran.
3. MENABURI TALK
Pemakaian
talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu
terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab
di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal b!
isa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan
di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya,
kan, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat
jadi kanker.
4. DIET RENDAH LEMAK
Penting
diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan
pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak
akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan
rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon
estrogen. Sementara endometrium yang sering
terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat
menjadi kanker.
5. KEKURANGAN VITAMIN C
Pola hidup
mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat
orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti
beta karoten, vitamin C, dan asal folat.
Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat
dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa
diserviks
6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI
Hubungan
seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita
benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat
dari ia sudah menstruasi atau belum. Tapi juga bergantung
pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa
baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke
atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah
usia 16 tahun.
7. BERGANTI-GANTI PASANGAN
Bisa juga
kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti
pasangan seks
8. TERLAMBAT MENIKAH
Sebaliknya
wanita yang tidak atau terlambat menikah pun
bisa berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab, golongan
wanita ini akan terus-menerus mengalami ovulasi
tanpa jeda. "Jadi, rangsangan terhadap
endometrium pun terjadi terus-menerus.
Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium
berubah sifat jadi kanker."
berubah sifat jadi kanker."
9. PENGGUNAAN ESTROGEN
Risiko yang
sama akan terjadi pada wanita yang terlambat
menopause. "Karena rangsangan terhadap endometrium
akan lebih lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar ! estrogen.
Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker."
G. PENOBATAN
Dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan terapi. Komplikasinya, mual, muntah, atau rambut rontok. Kemoterapi tidak diberikan pada penderita stadium awal.
Dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan terapi. Komplikasinya, mual, muntah, atau rambut rontok. Kemoterapi tidak diberikan pada penderita stadium awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar