Sabtu, 17 Desember 2011

kanker rahim


KANKER RAHIM

A.    DEFINISI
Kanker rahim tergolong penyakit terbanyak diderita kaum perempuan. Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis kanker, termasuk kanker rahim, muncul karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal.
kanker rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).
kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 taun.
kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).
                                
B.     PENYEBAB
Menurut Dr Amru Sofian SpOG, jenis pemicunya antara lain dari zat kimia. Diantaranya adalah bahan-bahan pengawet tertentu, rokok, bedak, ataupun zat pewarna.
Pada seminar di Bogor beberapa waktu lalu, dikatakan bahwa selain unsur penyebab yang telah disebutkan, radiasi sinar matahari dan zat radioaktif juga diduga dapat menjadi faktor penyebab.
Ia menuturkan, khusus untuk kasus kanker mulut rahim (serviks), sebanyak 90 persen diakibatkan virus Human Pappiloma Virus (HPV). ''HPV yang diduga kuat menjadi penyebab kanker mulut rahim adalah type 16, 18, 33, dan 53.''
Gejala-gejala kanker tersebut perlu diwaspadai jika ada perdarahan pasca senggama, dan keputihan yang berbau. Selain itu, gangguan pada kanker leher rahim pada stadium lanjut biasanya disertai nyeri pinggul, gangguan buang air kecil, gangguan air besar, berat badan menurun, dan badan lemah akibat perdarahan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Kanker Ginekologik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, ini mengakui saat pra kanker serviks, pada umumnya memang tidak ada gejala. Gejala yang bisa dideteksi bila ada pendarahan pascasenggama dan keputihan yang tidak khas. Bila terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh, sebaiknya disarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Sebab, ini merupakan gejala yang lazim dijumpai pada penderita kanker serviks. Pemeriksaan dokter diperlukan, karena tidak semua keputihan pertanda ada kanker. Dengan pemeriksaan itu akan diketahui apakah keputihan abnormal itu kanker atau bukan.

Gejala lain, kata dia, terdapat perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhungan intim. Seperti juga adanya keputihan, gejala ini pun memerlukan pemeriksaan dokter, karena perdarahan bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon.

Mengapa pemeriksaan diperlukan bila ditemukan ada gejala? Itu karena kanker yang sudah mencapai stadium tiga ke atas akan terjadi pembekakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, atau di tangan. Akibatnya bisa lebih fatal, keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kematian.

C.    DETEKSI DINI
 Untuk deteksi dini, perlu dilakukan pap smear pada wanita yang telah aktif secara seksual sedikitnya setahun sekali dengan mengambil getah serviks dari vagina. Pemeriksaan ginekologi dilakukan oleh dokter atau bidan dengan pengambil sampel apus leher rahim oleh dokter ahli patologi anatomi. Sebaiknya pap smear dilakukan pada hari ke 10 - 20 dari siklus haid. Namun, dalam 24 jam sebelum pemeriksaan, jangan melakukan hubungan suami-istri.
"Pap's smear bisa mendeteksi prakanker sampai kanker sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan cepat dan tepat." Lakukan pemeriksaan secara berkala, setahun sekali. Tidak mahal. Bahkan di puskesmas pun bisa.

D.    GEJALA
Gejala Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh.
Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker. Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. "Karena itu, kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter, apakah itu kanker atau bukan." Gejala lain, terdapat perdar! ahan di luar siklus haid. "Terutama perdarahan setelah berhubungan intim." Untuk memastikannya harus diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, tangan, dan sebagainya.
Tapi, jika masih prakanker justru tak ada gejala.

E.     FREKUENSI DAN DISTRIBUSI
LEBIH dari 13.000 biarawati pernah diteliti sejumlah sarjana. Ternyata tidak satu pun meninggal akibat serangan kanker leher rahim. Data lain menyebutkan hanya 4 dari 10.000 wanita Yahudi yang terkena kanker leher rahim, 98 untuk wanita Porto Rico, 48 wanita negro dan 14 wanita kulit putih.
Gambaran ini cenderung melukiskan adanya hubungan kebersihan kelamin dengan kanker mulut rahim sehingga pernah disangka ada hubungan yang erat antara kanker rahim dengan disunat. Wanita Yahudi lebih sedikit yang terkena kanker leher rahim dibanding wanita bangsa lain, karena sebagian besar suami Yahudi disunat.
Pada suami yang tidak disunat, dianggap mengandung getah smegma, berupa lapisan putih yang menyelimuti kepala zakar. Getah inilah yang kemudian dituduh menjadi biang keladinya.
Namun beberapa laporan sarjana lain, mengatakan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kanker leher rahim dengan getah smegma. Karena walaupun tidak disunat, tapi kebersihan kelamin masih mungkin terpelihara.
Yang lebih menarik lagi ketika beberapa sarjana tertarik melihat adanya hubungan erat antara kanker rahim dengan kawin muda. Ternyata wanita yang kawin muda lebih sering terkena kanker leher rahim. Dikatakan, wanita berusia 15 - 20 tahun merupakan sasaran empuk bagi kanker leher rahim. Usia sekira itu dianggap usia yang rentan bagi wanita. Kanker baru akan menampakkan diri setelah kurang lebih 30 tahun kemudian, datang secara diam-diam.
Hal lain yang sama menariknya, wanita-wanita yang sering berganti-ganti pasangan, lebih banyak terkena kanker yang menakutkan ini. Mereka yang kerap melakukan hubungan seksual, lebih besar kemungkinan terkena kanker jenis ini.
Keadaan sosio-ekonomi yang lemah, lebih seringnya terjangkit penyakit infeksi pada kemaluan wanita yang bertubi-tubi, juga dianggap menjadi faktor penyebab terkena kanker leher rahim. 
F.     PENCEGAHAN
1. JAUHI ROKOK
Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim)
2. PENCUCIAN VAGINA
Sering, kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran.
3. MENABURI TALK
Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal b! isa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker.
4. DIET RENDAH LEMAK
Penting diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker.
5. KEKURANGAN VITAMIN C
Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks
6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI
Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
7. BERGANTI-GANTI PASANGAN
Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks
8. TERLAMBAT MENIKAH
Sebaliknya wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab, golongan wanita ini akan terus-menerus mengalami ovulasi tanpa jeda. "Jadi, rangsangan terhadap endometrium pun terjadi terus-menerus. Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium
berubah sifat jadi kanker."
9. PENGGUNAAN ESTROGEN
Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause. "Karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar ! estrogen. Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker."

G.    PENOBATAN
Dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan terapi. Komplikasinya, mual, muntah, atau rambut rontok. Kemoterapi tidak diberikan pada penderita stadium awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar