Jumat, 09 Desember 2011

TOKSIKOLOGY


LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI
Judul   : Penetapan Kadar Arsen
Tanggal: 15 September 2006
Sampel : No.3

Prinsip:
Senyawa arsen direduksi oleh seng dan asam sulfat membentuk arsin (AsH3) yang selanjutnya dengan perak diethyl dithiocarbamate (silver diethyl dithiocarbamate) akan membentuk kompleks yang berwarna merah.

Metode:
Kolorimetri
Reaksi:

Dasar teori:
Dalam dunia Industri dan perkebunan, arsenik dipergunakan untuk menyemprot buah-buahan, sebagai insektisida, racun tikus dan fly papers. Keracunan dapat terjadi bila buah-buahan yang terkontaminasi bentuk cairan terminum.
Natrium atau Kalium arsenic bias dipakai sebagai konstituen pada preparat-preparat tersebut diatas, scheele’s green (copper acetoarsenite) dipakai untuk mematikan tanam-tanaman. Orpimant (yellow arsenic sulphide) dipergunakan sebagai pimen dan sebagai konstituen untuk merontokan rambut. Arsenic trioksida atau arsenous (As2­03) pada waktu dahulu sering dipakai untuk maksud pembunuhan.
Larutan Fowler (Liquor Arsenicaes) dahulu dipakai untuk mengobati demam, tapi kemudian karena toksis larutan ini sekarang tidak dipakai. Arsine(AsH2), berbentuk gas yang sangat beracun dan dipakai dalam industri. Racun ini merupakan racun yang berbahaya dan menyebabkan hemolisis, kematian dapat segera terjadi.
Sumber arsenic yang terdapat di alam, diantaranya terdapat di dalam tanah, ini perlu diketahui jika menghadapi kasus dimana tubuh korban telah dikubur. Contoh tanah disekitar tubuh korban, yaitu diatas, dibawah dan disekitar kuburan korban perlu diambil guna dilakukan pemeriksaan, tindakan tersebut dimaksudkan untruk mencegah interpretasi yang keliru.
Air dapat mengandung arsenic sebagai akibat kontaminasi dari sisa-sisa atau pembuangan pabrik-pabrik yang membuang bahan yang tidak dipakai ke dalam sungai. Bir dalam proses pembuatan bir arsenic dapat terjadi yaitu sewaktu membuat glukosa untuk dijadikan bir.
Karang arsenic didapatkan dalam jumlah yang cukup tinggi di dalam kerang, sehingga orang-orang yang mempunyai kebiasaan memakan kerang, ekskresi arsenic dalam urin cukup tinggi, sama halnya dengan mereka yang menderita keracunan arsenic yang kronis.

Alat dan Bahan:
Peralatan:
Pipet volume 1,0 ml,
Pipet tetes
Gelas ukur 5 ml
Labu ukur 100,0 ml

Pereaksi:
Larutan HgCl2
Larutan MgCl2
H2SO4 1+1
NaOH 1 N
NaOH pengencer 0,25 N
Bufer asetat
Larutan Chloramin T 1%
Pereaksi Piridin-Barbiturat
Larutan perak nitrat
Indikator Rhodamin 0,02%
Larutan standar cyanida







Cara Kerja:
    1. Pipet 1 ml sampel ke dalam labu ukur 100ml.
    2. Tambah 3 ml NaOH dan 1 ml buffer fosfat.
    3. Tambahkan 0,5 ml chloramin T kemudian kocok
    4. Tambahkan 1ml pereaksi piridin barbiturate, kocok hingga homogen (jangan sampai timbul gelembung).
    5. Encerkan dengan aquads sampai tanda batas.
    6. Baca absorban pada panjang gelombang 578 ppm.

Hasil Pengamatan:
            Absorban Standar:
°         0,4 ppm = 0,110 A
°         0,6 ppm = 0,160A
°         0,8 ppm = 0.225 A
Absorban sample = 0,225 A

Perhitungan:
            Kadar Cyanida :
            Csp : Cstd = Asp : Astd
            Csp      = (Asp : Astd) x Cst
                        = (0,225 : 0,225) x 0,8
                        = 0,8 ppm
Kesimpulan:
Kadar sianida dalam sample no.13 adalah 0.8 ppm.

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar