LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI
Judul : Penetapan Kadar Arsen
Tanggal: 15 September
2006
Sampel : No.3
Prinsip:
Senyawa arsen direduksi oleh seng dan asam sulfat membentuk arsin (AsH3)
yang selanjutnya dengan perak diethyl dithiocarbamate (silver diethyl dithiocarbamate)
akan membentuk kompleks yang berwarna merah.
Metode:
Kolorimetri
Reaksi:
Dasar teori:
Dalam dunia Industri dan perkebunan, arsenik dipergunakan untuk
menyemprot buah-buahan, sebagai insektisida, racun tikus dan fly papers. Keracunan dapat terjadi bila buah-buahan
yang terkontaminasi bentuk cairan terminum.
Natrium atau Kalium arsenic
bias dipakai sebagai konstituen pada preparat-preparat tersebut diatas,
scheele’s green (copper acetoarsenite) dipakai untuk mematikan tanam-tanaman.
Orpimant (yellow arsenic sulphide) dipergunakan sebagai pimen dan sebagai
konstituen untuk merontokan rambut. Arsenic trioksida atau arsenous (As203)
pada waktu dahulu sering dipakai untuk maksud pembunuhan.
Larutan Fowler (Liquor
Arsenicaes) dahulu dipakai untuk mengobati demam, tapi kemudian karena toksis
larutan ini sekarang tidak dipakai. Arsine(AsH2), berbentuk gas yang
sangat beracun dan dipakai dalam industri. Racun ini merupakan racun yang
berbahaya dan menyebabkan hemolisis, kematian dapat segera terjadi.
Sumber arsenic yang terdapat
di alam, diantaranya terdapat di dalam tanah, ini perlu diketahui jika
menghadapi kasus dimana tubuh korban telah dikubur. Contoh tanah disekitar
tubuh korban, yaitu diatas, dibawah dan disekitar kuburan korban perlu diambil
guna dilakukan pemeriksaan, tindakan tersebut dimaksudkan untruk mencegah
interpretasi yang keliru.
Air dapat mengandung arsenic
sebagai akibat kontaminasi dari sisa-sisa atau pembuangan pabrik-pabrik yang
membuang bahan yang tidak dipakai ke dalam sungai. Bir dalam proses pembuatan
bir arsenic dapat terjadi yaitu sewaktu membuat glukosa untuk dijadikan bir.
Karang arsenic didapatkan dalam jumlah yang cukup tinggi di dalam kerang,
sehingga orang-orang yang mempunyai kebiasaan memakan kerang, ekskresi arsenic
dalam urin cukup tinggi, sama halnya dengan mereka yang menderita keracunan
arsenic yang kronis.
Alat dan Bahan:
Peralatan:
Pipet volume 1,0 ml,
Pipet tetes
Gelas ukur 5 ml
Labu ukur 100,0 ml
|
Pereaksi:
Larutan HgCl2
Larutan MgCl2
H2SO4 1+1
NaOH 1 N
NaOH pengencer 0,25 N
Bufer asetat
Larutan Chloramin T 1%
Pereaksi Piridin-Barbiturat
Larutan perak nitrat
Indikator
Rhodamin 0,02%
Larutan
standar cyanida
|
Cara Kerja:
- Pipet 1 ml sampel ke dalam labu ukur 100ml.
- Tambah 3 ml NaOH dan 1 ml buffer fosfat.
- Tambahkan 0,5 ml chloramin T kemudian kocok
- Tambahkan 1ml pereaksi piridin barbiturate, kocok hingga homogen (jangan sampai timbul gelembung).
- Encerkan dengan aquads sampai tanda batas.
- Baca absorban pada panjang gelombang 578 ppm.
Hasil Pengamatan:
Absorban Standar:
°
0,4 ppm = 0,110 A
°
0,6 ppm = 0,160A
°
0,8 ppm = 0.225 A
Absorban sample = 0,225 A
Perhitungan:
Kadar
Cyanida :
Csp
: Cstd = Asp : Astd
Csp = (Asp : Astd) x Cst
= (0,225 : 0,225) x 0,8
= 0,8 ppm
Kesimpulan:
Kadar sianida dalam sample no.13 adalah 0.8 ppm.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar